Late Heavy Bombardment - fenomena asteroid dan komet menghantan planet tata surya

Halo, ketemu lagi di Bicara Indonesia. Kali ini kita akan membahas Late Heavy Bombardmenet. Kira-kira, kalian tahu tidak apa itu Late Heavy Bombardment? Teman-teman pasti sudah tertarik dengan pembahasan awal mula kehidupan Bumi terbentuk. Ternyata, itu tidak terlepas dari fenomena Late Heavy Bombardment. Yuk, simak artikel di bawah ini!

Late Heavy Bombardment (LHB)

Apa itu Late Heavy Bombardment? Late Heavy Bombardment (LHB) atau Pengeboman Berat Akhir merupakan suatu fenomena terjadinya hantaman asteroid dan komet di planet-planet Tata Surya. LHB terjadi sekitar antara 4,1 dan 3,8 miliar tahun yang lalu.

Kecepatan dari LHB ini setara dengan kecepatan meteor Tunguska yang meledak tanpa jejak pada 1908 yang lalu. Ledakan itu mampu meratakan 2.000 kilometer persegi hutan. Bumi dihantam dengan benda langit tersebut selama 300 juta tahun di awal pemebentukannya.

Penyebabnya LHB diketahi planet gas raksasa dalam Tata Surya bermigrasi. Akibatnya, gravitasi tersebut menyebabkan gangguan. Gangguan besarnya adalah dapat menarik benda-benda di sabuk asteroid dan kuiper ke orbit. Sehingga melontarkan benda-benda tersebut ke dalam Tata Surya.

Terdapat asteroid dan komet yang tak terkira jumlahnya menghantam Bumi dan Bulan. Bahkan, benda tersebut juga diperkirakan menghantam Merkurius, Venus, dan Mars. Hal itu diketahui ketika para astronot Appolo membawa sampel batuan bulan dan menemukan bukti bahwa batu tersebut pernah mencair.

Hal tersebut menyiratkan Bulan pernah mengalami hantaman besar pada waktu itu. Sebelumnya, LHB hanya diketahui terjadi pada bulan saja. Tahun 2002, terjadi penemuan besar. Para ilmuwan mengukur isotop batuan di Greenland dan Kanada. Batuan tersebut menunjukkan tanda-tanda periode yang sama dengan bebatuan bulan tersebut.

Migrasi planet di Tata Surya yang menimbulkan lontaran asteroid dan komet tersebut dikenal dengan model Nice. Planet-planet besar tersebut saling dorong mendorong. Saat itu, Jupiter kira-kira memasuki resonansi dengan Saturnus. Resoinansi tersebut mendorong Neptunus. Kemudian Neptunus yang mulanya dekat dari saturnus terdorong ke tepi Tata Surya. Alhasil, ia mendorong Uranus dan Saturnus yang menyebabkan banyak protoplanet tersisa.

Beberapa protoplanet tersebut di antaranya terlempar ke dalam Tata Surya dan menciptakan periode LHB. Sedangkan yang terlempar keluar terjauh Tata Surya membentuk awan Oort. Sehingga benda tersebut menyebabkan tabrakan besar dalam planet. LHB sendiri memiliki dampak besar bagi Bumi dan planet-planet lainnya.

Luka di Bulan dan Bumi

LHB menyebabkan luka-luka di Bulan dan Bumi pada awal pembentukan planet. Pada saat itu Bumi menjadi sangat panas akibat pembentukan sekaligus hantaman asteroid dan komet. Bumi masih cair dan berupa lava panas. Kawah bulan pun tersbentuk akibat tumbukan. Sekitar 22.000 atau lebih terdapat kawah dengan diameter lebih dari 20 km.

Bumi sebetulnya memiliki sedikit luka daripada Merkurius, Venus, Mars, dan Bulan. Keempatnya memiliki tanda-tanda kawah akibat tabrakan tersebut yang jkauh lebih banyak. Sampel yang ditemukan membuat para ilmuwan dapat memperkirakan usianya. Dengan metode penghitungan kawah sampel tersebut menimbulkan dampak yang signifikan pada 3,8 sampai 3,9 miliar tahun yang lalu.

Tidak hanya itu, bahkan sabuk asteroid juga menunjukkan keausan. Hak itu dibuktikan dengan adanya jejak kimia yang mengikat pada mineral besi di permukaan. Para ilmuwan menduga asteroid butuh waktu lama untuk memebentuk sabuk asteroid.

Kawah-kawan luka di Bumi tertutup oleh banyaknya lapisan mineral pembentuk Bumi. Sehingga sulit untuk dideteksi. Namun, sudah ada penelitian terhadap batuan tua terkait hantaman asteroid dan meteor yang terjadi di Bumi. Bahkan LHB diperkirakan berlangsung antara 20 sampai 200 juta tahun. Hal itu merupakan awal mula air terbentuk di Bumi.

LHB juga merupakan bukti bahwa tanpa adanya hantaman besar dari asteroid dan komet, bumi hanya akan menjadi planet kosong tanpa kehidupan karena tidak ada air di dalamnya. Bahkan, fluktuasi air dalam pembentukan Bumi termasuk signifikan dan akibatnya terjadi pembentukan oksigen.

Munculnya Air

Teori dari awal munculnya air diperdebatkan oleh para ilmuwan. Bahkan beberapa peneliti mengatakan air di Bumi berasal dari zaman yang jauh lebih muda dari umur Tata Surya kita. Penelitian tentang air masih akan mengalami kemajuan. Ada yang mengatakan bahwa komet yang membawa air, ada pula yang mengatakan asteroid.

Faktanya, keduanya memiliki kandungan es. Komet yang dibawa LHB tersebut memunculkan air di mana kehidupan berawal dari air. Tidak hanya komet, bahkan asteroid juga memiliki sejumlah air dari es. Melalui analisis dari batuan Pulau Baffin di Kanada, para peneliti menemukan bukti yang menguatkan hipotesis awal mula air ada di Bumi.

Batuan tersebut diketahui berasal langsung dari mantel Bumi dan belum terpengaruh oleh berbagai material kerak Bumi. Dari batuan tersebut terdapat kristal kaca yang memerangkan tetesan air kecil. Air tersebut memiliki komposisi hidrogen dan oksigen. Sama dengan yang ada sekarang ini.

Air yang dibawa oleh komet merupakan air berat yang dibentuk oleh oksigen dan deuterium. Rasio air normal dengan air berat memiliki rasio yang sangat berbeda. Lalu asteroid diindikasikan membawa air dari esnya. Di awal tahap evolusi Bumi, asteroid kuno yang kaya akan air. Air dari asteroid tersebut bisa saja terperangkap di Bumi.

Selain berkontibusi air, komet memiliki kontribusi terhadap munculnya kehidupan di Bumi. Komet memiliki kandungan unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Kandungan tersebut membentuk senyawa yang sangat esensial bagi kehidupan di Bumi, bahkan di awal munculnya organisme kehidupan.

Saat LHB, air dalam komet memperlambat suhu bumi turun dan batuan cair dan permukaan mulai mencair. Lalu uap tersebut naik ke atmosfer dan menimbulkan hujan sehingga mendinginkan bumi secara bertahap. Lalu air terbentuk di permukaan bumi. Air ini pula juga memiliki dampak signifikan untuk pembentukan kehidupan di awal mula Bumi masih berusia muda.

Kesimpulan

Apa itu Late Heavy Bombardment memiliki nama lain Pengeboman Berat Akhir yang merupakan suatu fenomena terjadinya hantaman asteroid dan komet di planet-planet Tata Surya. LHB terjadi sekitar antara 4,1 dan 3,8 miliar tahun yang lalu.

LHB juga merupakan bukti bahwa tanpa adanya hantaman besar dari asteroid dan komet, bumi hanya akan menjadi planet kosong tanpa kehidupan karena tidak ada air di dalamnya. Mungkin saja, tanpa adanya LHB air tidak terbentuk di Bumi dan penyokong senyawa tidak mampu membentuk kehidupan.

Sumber:

  • Don’t Blame Asteroids for the Late Heavy Bombardment! – AAS Nova.
  • What Was Earth’s Late Heavy Bombardment? – Futurism.
  • New date for ‘Late Heavy Bombardment’ may change life’s timeline on Earth – Astronomy.
  • Asteroid Raksasa Menghantam Bumi 3,5 Miliar Tahun Lalu – National Geographic.
  • Origin of Water – The Late Heavy Bombardment – Youtube Naked Science.
  • Dari Manakah Air di Bumi Berasal? – Mongabay.

(Diakses pada 14 April 2020)