10 Teleskop Canggih yang akan Mengubah Pandangan Manusia Terhadap Antariksa

Tidak hentinya manusia mengembangkan teleskop canggih demi mendapatkan gambaran yang lebih indah dari luar angkasa.

Sejak teleskop bertransformasi pada tahun 1600-an, perkembangannya luar biasa pesat hingga ilmu pengetahuan tentang alam semesta bisa sedemikian maju.

Tapi tentu saja manusia tidak akan berhenti sampai di situ. Ada banyak teleskop baru lainnya yang akan membantu manusia mengungkap misteri alam semesta. Nah, berikut adalah 10 teleskop canggih yang akan mengubah pandangan manusia terhadap luar angkasa.

European Extremely Large Telescope

Ilustrasi European Extremely Large Telescope. (ESO)
Ilustrasi European Extremely Large Telescope. (ESO)

Teleskop canggih European Extremely Large Telescope (E-ELT) yang akan selesai pada 2026 ini digadang-gadang akan menjadi teleskop optikal/infrared terbesar di dunia.

Dengan kaca utama berdiameter 39 meter, teleskop ini memiliki kubah yang bisa berotasi yang diameternya 85 meter, seukuran Colloseum di Roma!

E-ELT ini nantinya akan memungkinkan astronom untuk mencari kehidupan ekstraterestrial dalam waktu 10 tahun.

Dibangun oleh organisasi astronomi European Southern Observatory (ESO), teleskop ini dapat menangkap lebih banyak cahaya dari pada teleskop-teleskop lainnya di bumi.

James Webb Space Telescope, Teleskop canggih pengganti Hubble

Ilustrasi James Webb Space Telescope. (NASA)
Ilustrasi James Webb Space Telescope. (NASA)

Dirancang untuk menggantikan teleskop Hubble dan Spitzer, James Webb Space Telescope milik NASA ini akan berada di luar angkasa, dengan kaca utama sebesar 6,5 meter.

Teleskop ini akan mampu menandingi gambar-gambar yang dihasilkan Hubble melalui sensitivitas yang lebih tinggi dan panjang gelombang yang lebih panjang.

NASA menjelaskan, dengan desainnya tersebut teleskop Webb dapat melihat lebih dekat hingga ke masa-masa awal alam semesta, serta meneliti formasi galaksi-galaksi pertama. Namun karena pandemi Covid-19, pengembangan teleskop ini terpaksa ditunda hingga 2021.

Thirty Meter Telescope, Teleskop Canggih peneliti Dark Matter

Thirty Meter Telescope dalam bentuk konsep komputer. (TMT Obsevatory Corporation). 10 Teleskop Canggih yang akan Mengubah Pandangan Manusia Terhadap Antariksa
Thirty Meter Telescope dalam bentuk konsep komputer. (TMT Obsevatory Corporation)

Sesuai namanya, Thirty Meter Telescope (TMT) memiliki ukuran kaca yang diameternya 3 kali lebih besar dari kaca teleskop manapun yang umum digunakan saat ini.

Kaca tersebut memungkinkan peneliti untuk melihat cahaya dari objek yang lebih jauh dan lebih buram dari sebelumnya.

Selain untuk mempelajari kelahiran planet, bintang-bintang, dan galaksi, TMT juga bisa meneliti dark matter dan dark energy, mengungkap hubungan antara galaksi dengan lubang hitam, menemukan exoplanet, dan mencari bentuk-bentuk kehidupan asing.

Mulai dibangun pertengahan 2020, teleskop yang menjadi pelengkap teleskop Webb ini akan berdiri di atas Mauna Kea, Hawaii, gunung tertinggi di dunia sekaligus juga kiblat para astronom di seluruh dunia.

Wide-Field Infrared Survey Telescope

Ilustrasi Wide-Field Infrared Survey Telescope (NASA JPL-Caltech)
Ilustrasi Wide-Field Infrared Survey Telescope (NASA JPL-Caltech)

Tidak cuma teleskop Webb, dekade ini NASA juga punya WFIRST atau Wide-Field Infrared Survey Telescope yang merupakan repurpose dari dua teleskop mata-mata US National Reconnaissance Office (NRO).

WFIRST yang akan diluncurkan tahun 2025 ini dirancang untuk menyelesaikan pertanyaan mendasar seputar dark energy dan menyingkap semua jenis informasi tentang evolusi alam semesta.

Teleskop yang bisa multitasking ini juga akan mampu menemukan exoplanet baru dan bahkan galaksi-galaksi baru secara utuh.

Artinya gambar yang bisa teleskop ini tangkap akan jadi gambar yang sangat besar. Ibaratnya, kalau gambar dari Hubble itu seukuran poster di dinding, gambar dari WFIRST saking besarnya bisa menutupi seluruh dinding rumah!

Giant Magellan Telescope

Ilustrasi Giant Magellan Telescope (Wikipedia)
Ilustrasi Giant Magellan Telescope (Wikipedia)

Chili punya koleksi teleskop canggih, lho. Salah satunya adalah Giant Magellan Telescope (GMT), yang memiliki fitur desain kaca monolith yang unik.

Kaca ini akan memantulkan cahaya ke arah 7 kaca sampingan yang lebih kecil. Barulah kemudian cahaya kembali dipantulkan ke kaca utama untuk mendapatkan pencitraan kamera yang canggih di mana cahaya dapat diteliti oleh penggunanya.

GMT akan mampu memindai langit untuk mencari kehidupan asing, di exoplanet, misalnya. Rencananya teleskop ini akan dapat digunakan mulai 2023.

Para ilmuwan juga dapat menggunakan GMT untuk mempelajari bagaimana galaksi-galaksi pertama terbentuk, mengapa ada banyak dark matter dan dark energy, serta apa yang akan terjadi pada alam semesta triliunan tahun yang akan datang.

Teleskop Canggih Proyek ExTrA

Teleskop ExTrA di La Silla. (ESO via Flickr)
Teleskop ExTrA di La Silla. (ESO via Flickr)

Berlokasi di La Silla Observatory kepunyaan ESO di Chili, proyek milik Perancis bernama Exoplanets in Transits and their Atmospheres (ExTrA) ini bertujuan mencari planet lain yang dapat dihuni.

Dengan 3 buah teleskop 0,6 meternya, teleskop canggih ini akan mengumpulkan cahaya dari satu target bintang dan empat bintang-bintang pembanding, kemudian mengarahkannya melalui fiber optik ke spektograf near-infrared.

Menurut ESO, teleskop ini dirancang untuk menemukan penurunan tingkat kecerahan bintang bahkan yang redupnya paling minim sekalipun. Peredupan ini adalah tanda bahwa kemungkinan sebuah bintang memiliki planet yang sedang mengorbit.

Selain itu, teleskop dalam proyek ini juga dapat mempelajari bahan-bahan exoplanet yang mereka temukan dengan menampilkan detil tentang apa saja penyusun atmosfernya atau apa yang ada di permukannya. Canggih banget, kan?

Teleskop radio MeerKAT

Barisan antena SKA. (Wikipedia)
Barisan antena SKA. (Wikipedia)

Pada Juli 2018, Afrika Selatan meresmikan teleskop radio terbesarnya di dunia, MeerKAT.

Teleskop canggih yang nantinya merupakan bagian dari Square Kilometer Array (SKA) ini tidak hanya terdiri dari 1 teleskop namun merupakan 64 piring teleskop radio berdiameter 13,5 meter dengan 2.000 pasang antena.

Piringan-piringan tersebut akan bekerja sama sebagai 1 teleskop tunggal raksasa. Fungsinya untuk mengumpulkan sinyal radio dari ruang angkasa yang akan diterjemahkan menjadi data.

Dari data-data itu astronom dapat membuat gambar sinyal radio. Sebagian penelitian juga akan dipakai untuk mengamati sisa gas hidrogen di alam semesta.

Large Synoptic Survey Telescope

Large Synoptic Survey Telescope akhir tahun 2019. (Wikipedia)
Large Synoptic Survey Telescope akhir tahun 2019. (Wikipedia)

Satu lagi teleskop canggih milik Chili, yaitu Large Synoptic Survey Telescope (LSST) yang merupakan teleskop survei.

Teleskop ini dirancang untuk memindai seluruh langit malam, bukan hanya fokus pada satu target saja. Hasilnya nanti setiap beberapa malam sekali akan didapat rekaman time-lapse langit malam yang indah dan berwarna-warni.

Dengan kamera 3,2 juta pikselnya, teleskop ini mampu menangkap gambar yang sangat lebar, hingga 49 kali area bulan dalam satu exposure.

Nantinya teleskop ini akan memberikan peta 3D yang belum pernah ada sebelumnya berisi distribusi massa di alam semesta. Teleskop ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2022.

Teleskop Canggih China : Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope

Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope yang masih dalam proses pembangunan tahun 2015. (Wikipedia). 10 Teleskop Canggih yang akan Mengubah Pandangan Manusia Terhadap Antariksa
Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope yang masih dalam proses pembangunan tahun 2015. (Wikipedia)

Tahun 2016 lalu, China membuka teleskop radio raksasanya dengan proyek Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope atau FAST di provinsi Guizhou.

Dengan diamater reflektor seukuran 30 kali lapangan football, FAST hampir 2 kali lebih besar dari teleskop saudaranya, Arecibo Observatory di Puerto Rico.

Baik FAST dan Arecibo memang adalah teleskop radio yang super besar, tapi bedanya FAST bisa menggeser reflektornya ke arah yang berbeda-beda untuk meneliti bintang-bintang dengan lebih baik.

Proyek yang rencananya akan dibuka pada 2023 ini akan mampu meneliti gelombang gravitasi, pulsar, dan tentu saja kesukaan kita semua, tanda-tanda kehidupan alien.

Misi flagship NASA

4 konsep misi flagship NASA yang salah satunya akan diwujudkan pada 2030-an. (NASA)
4 konsep misi flagship NASA yang salah satunya akan diwujudkan pada 2030-an. (NASA)

Yang terakhir ini mungkin belum bisa dibilang teleskop betulan, karena bentuknya baru proposal saja.

4 tim ilmuwan NASA sedang bersiap-siap untuk misi astrofisika kelas flagship mereka di mana misi ini akan jadi yang termahal dari semua misi yang pernah NASA lakukan.

Jadi, 1 dari 4 proposal ini nantinya akan diwujudkan jadi sebuah teleskop dan misi astrofisika apabila proposal diterima oleh National Academy of Sciences (NAS).

Komite NAS kemudian akan menentukan proposal mana yang akan diimplementasikan dengan mengumpulkan input dari para astronom di seluruh AS dan menerbitkan laporan bernama decadal survey setiap 10 tahun sekali.

Keempat misi proposal ini merupakan sebuah teleskop luar angkasa yang dirancang untuk mempelajari berbagai hal seperti bintang-bintang, galaksi, lubang hitam, planet asing, dan objek-objek dalam tata surya kita.

Teleskop tersebut nantinya akan mampu memecahkan misteri alam semesta ini dengan mendeteksi panjang gelombang cahaya yang berbeda, mulai dari infrared yang berenergi rendah hingga ultraviolet yang berenergi tinggi dan radiasi X-ray.

Keempat misi tersebut adalah:

  • Large UV Optical Infrared Surveyor (LUVOIR) yang mengobservasi alam semesta lewat ultraviolet, infrared, serta panjang gelombang cahaya yang tampak.
  • Habitable Exoplanet Observatory (HabEx) yang dirancang untuk meneliti exoplanet yang berpotensi dapat dihuni
  • Lynx X-Ray Observatory yang berguna untuk menemukan adanya alam semesta “tak kasat mata” dengan mendeteksi radiasi X-ray berenergi tinggi
  • Origins Space Telescope yang dapat meneliti bagaimana terbentuknya planet-planet yang dapat dihuni dengan melacak bahan-bahan pembentuk kehidupan

Rencananya, misi yang terpilih akan diumumkan pada tahun 2030-an. Barulah setelah itu perlu waktu sekitar 15 tahun untuk proses pengembangan sebelum akhirnya teleskop siap diluncurkan.

Kesimpulan

Setelah ratusan tahun studi manusia terhadap luar angkasa, ilmu pengetahuan kita sudah menjadi begitu maju. Dengan bantuan teleskop terutama, kita sudah bisa menyusun ribuan objek-objek langit ke dalam katalog galaksi.

Tetapi apa yang kita teliti sekarang baru permulaannya saja. Masih banyak pertanyaan tentang luar angkasa dan alam semesta yang belum terjawab.

Untuk itu ilmuwan membuat banyak teleskop canggih yang akan membantu kita mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Nah, tidak cuma lewat teleskop, yuk, temukan juga hal-hal menarik lainnya seputar misteri alam semesta khususnya luar angkasa, hanya di Bicara Indonesia!

Sumber:

  • 9 Telescopes That Will Change How We See Space – Treehugger
  • Space Telescopes of the Future: NASA Has 4 Ideas for Great Observatory to Fly in 2030s – Space
  • Teleskop Radio MeerKat bagian dari teleskop SKA selesai dibangun menjadi bagian teleskop radio terbesar di dunia – Obengplus
  • European Extremely Large Telescope – Ramboll