Sedalam Apa Manusia Telah Melakukan Eksplorasi Dasar Laut?

Banyak manusia yang telah menjelajah alam semesta mulai dari gunung tertinggi hingga ke luar angkasa. Sementara itu eksplorasi dasar laut baru berhasil dilakukan oleh beberapa orang saja.

Bicara soal dasar laut, maksudnya adalah titik terdalam di muka bumi ini. Mengapa manusia lebih sulit menjelajah titik terdalam bumi dibandingkan dengan menjelajah jauh ke atas sana? Lalu sedalam apa, sih eksplorasi dasar laut yang pernah dilakukan umat manusia?

Eksplorasi dasar laut pertama

Eksplorasi dasar laut sudah dilakukan oleh manusia sejak awal zaman modern. Tahun 1521, penjelajah Portugis, Ferdinand Magellan mencoba mengukur kedalaman Samudra Pasifik dengan sebuah tali berpemberat tetapi tali tersebut tidak mencapai dasar.

Ubur-ubur di laut dalam
Ubur-ubur di laut dalam

Selain itu dikatakan pula bahwa seorang ilmuwan Perancis, Pierre-Simon de Laplace pernah melakukan eksplorasi dasar laut sekitar tahun 1700-an. Ia meneliti kedalaman rata-rata Samudra Atlantik dengan mengamati gerakan pasang surut air di pesisir Afrika dan Brazil. Perhitungannya menghasilkan angka 3.962 meter yana kemudian terbukti mendekati akurat dengan metode pengukuran echo-sounding.

Tidak lama setelah itu, karena meningkatnya permintaan untuk pemasangan kabel bawah laut, pengukuran dasar laut yang akurat menjadi sangat diperlukan sehingga investigasi dasar laut pertama dilakukan. Pada eksplorasi itu berhasil ditemukan bentuk kehidupan laut dalam untuk yang pertama kalinya tahun 1864 oleh peneliti Norwegia berupa sampel crinoid, hewan yang masih sebangsa dengan bintang laut dan timun laut.

Penelitian lebih lanjut kemudian bermunculan sepanjang awal zaman modern, dimulai dari ditemukannya beragam fauna laut dalam di kedalaman 800 meter, eksplorasi dasar laut sistematis pertama oleh HMS Challenger yang menemukan biota laut terspesifikasi, sampai manusia pertama yang menyelami Laut Dalam.

Eksplorasi dasar laut saat ini

Memasuki abad ke-20, eksplorasi dasar laut mengalami kemajuan lewat serangkaian penemuan teknologi yang beragam, mulai dari sistem sonar yang dapat mendeteksi keberadaan objek di bawah laut lewat suara, hingga kapal selam yang berawak.

Sampai hari ini ada beberapa eksplorasi yang dapat dikategorikan sebagai tonggak sejarah baru. Tahun 2018, DSV Limiting Factor, kapal selam milik perusahaan manufaktur Amerika yang dipiloti oleh Vector Vescovo melengkapi misi pertamanya ke titik terdalam Samudra Atlantik. Mereka menyelam hingga kedalaman 8.375 meter di bawah permukaan laut untuk mencapai  dasar Palung Puerto Rico.

Hingga kini eksplorasi masih dan akan terus dilakukan untuk mengungkap lebih dalam lagi misteri-misteri alam semesta yang belum terpecahkan dari dasar laut.

Challenger Deep, titik terdalam di muka bumi

Perbandingan ukuran Challenger Deep dengan Gunung Everest
Perbandingan ukuran Challenger Deep dengan Gunung Everest. (Wikipedia)

Sebagai tempat terdalam di muka bumi, tentu manusia berusaha mencapai Challenger Deep, titik paling dalam di Palung Mariana.

Palung Mariana adalah sebuah palung laut dengan kedalaman 10.916 kilometer di bawah permukaan laut yang berada di Samudra Pasifik, di antara Guam dan Filipina, tidak jauh dari Segitiga Bermuda. Palung ini memiliki dasar yang disebut dengan Challenger Deep, titik terdalam di muka bumi.

Sedalam  apa sebenarnya Challenger Deep itu? Bayangkan lokasi karamnya kapal Titanic yang ditemukan di kedalaman 3,8 kilometer. Nah, Challenger Deep berada 3 kali lebih dalam dari itu. Luar biasa, kan?

Sedalam apa manusia telah melakukan eksplorasi dasar laut?

Hingga saat ini baru ada beberapa orang saja yang pernah menyelam hingga Challenger Deep. Yang pertama adalah dua tentara AL Amerika, Don Walsh dan Jacques Piccard, tahun 1960. Dengan menggunakan kapal selam bernama Trieste mereka turun hingga ke Challenger Deep. Di sana mereka menemukan beberapa jenis ikan dan organisme laut dalam lain yang belum pernah mereka tahu sebelumnya.

Meski tidak banyak yang Walsh dan Piccard temukan, perjalanan mereka ke dasar laut telah membuka sebuah dunia yang benar-benar baru dan belum pernah dilihat sebelumnya bagi para penjelajah dan peneliti.

Piccard dan Walsh di dalam batiskaf Trieste
Piccard dan Walsh di dalam batiskaf Trieste. (Wikipedia)

Barulah kemudian pada tahun 2012, sutradara ternama, James Cameron mengulangi perjalanan tersebut. Dengan menggunakan Deepsea Challenger yang ia piloti sendiri, Cameron melakukan perjalanan dalam misi solonya.

Dilansir oleh National Geographic, dalam perjalanan selama 6 jam tersebut Cameron mencoba mengobservasi tanda-tanda kehidupan. Hingga saat itu para ilmuwan hanya memiliki pemandangan minim lantai laut yang tertutup lumpur abu-abu terang, sehingga apabila perjalanan itu berjalan baik para ilmuwan mungkin bisa mendapatkan gambar-gambar baru dari Challenger Deep.

Benar saja, Cameron berhasil menemukan lapisan mikroba berupa mikroorganisme aneh berbentuk gumpalan lapisan tipis yang hidup dari bahan kimia batuan. Ia mengumpulkan sampel dan video yang selanjutnya diteliti lebih jauh.

Selain itu belum lama ini sekitar bulan Juni lalu, Kathryn Sullivan dan Vanessa O’Brien, dua penjelajah Amerika bersama Limiting Factor juga turut menyelesaikan misinya menjadi wanita pertama yang berhasil mencapai dasar Challenger Deep.

Tantangan dalam eksplorasi dasar laut

Meskipun teknologi sudah tergolong begitu maju dalam bidang eksplorasi dasar laut saat ini, perjalanan menuju dasar samudra masih merupakan hal yang sangat menantang dan relatif sulit. Karena kondisi laut sangat ekstrim untuk diselami manusia, diperlukan metode yang memungkinkan para peneliti untuk mempelajari lautan dari atas permukaan laut.

Diharapkan nantinya ada pemanfaatan yang canggih teknologi-teknologi seperti fiber optic, satelit, dan robot yang dikendalikan dengan remote control. Sehingga nantinya mereka yang akan mempelajari dasar laut bisa melakukannya lewat monitor komputer di kapal misalnya, dan tidak perlu menyelam ribuan kilometer dalamnya.

Dengan semua teknologi itu bukan tidak mungkin nantinya kita dapat melihat jenis-jenis organisme baru mulai dari yang mirip dengan biota laut yang biasa kita lihat sampai dengan hewan aneh serupa alien.

Kesimpulan

Eksplorasi ke dasar laut melibatkan investigasi banyak hal, seperti kondisi fisik, kimiawi, dan biologis. Tujuannya pun tidak hanya untuk keperluan ilmu pengetahuan tapi juga untuk keperluan komersil.

Dari tahun ke tahun, semakin banyak manusia yang menjelajah dasar laut untuk eksplorasi. Namun dibandingkan dengan penjelajahan manusia ke titik tertinggi di dunia atau ke luar angkasa, eksplorasi dasar laut masih relatif lebih sedikit dikarenakan tingkat keekstriman kondisi laut dalam yang tinggi.

Meski demikian, umat manusia telah berhasil mencapai Challenger Deep, dasar Palung Mariana sekaligus juga titik paling dalam di bumi. Ke depannya, akan semakin banyak lagi eksplorasi dasar laut yang dilakukan tentunya dengan bantuan teknologi yang semakin canggih pula.  

Nah, penasaran juga dengan misteri-misteri dunia ilmu pengetahuan lainnya? Yuk, baca artikel seputar ilmu pengetahuan dan fakta-fakta menarik lainnya cuma di Bicara Indonesia!

Sumber:

  • Hitting Bottom: Submariner Explored Deepest Part of Ocean – US Department of Defense
  • How Deep Underwater Can a Human Really Travel? – Popular Mechanics
  • James Cameron Now at Ocean’s Deepest Point –  National Geographic
  • James Cameron Completes Record-Breaking Mariana Trench Dive – National Geographic
  • Mariana Trench: Don Walsh’s son repeats historic ocean dive – BBC News
  • Filmmaker Cameron Expedition Finds Weird Deep-Sea Life – Livescience