Kisah Manik Angkeran, Asal Muasal Tercipta Selat Bali

Kisah Manik Angkeran – Tentu banyak orang berpikiran, mengapa Jawa – Bali tidak dibuat jembatan saja?. Hal tersebut tentu membuat lalu lintas menjadi lebih efisien, pengiriman barang lebih cepat, pemangkasan biaya dan lain sebagainya.

Namun dibalik itu semua, tersimpan sebuah legenda bahwa Jawa dan Bali memang tidak sepatutnya disatukan (Jembatan). Legenda ini dikaitkan dengan kisah Manik Angkeran.

Siapa manik Angkeran, dan Seperti apa kisahnya? yuk simak informasi selengkapnya mengenai selat bali, disini!

Manik Angkeran Suka Berjudi

Kisah Manik Angkeran, Asal Muasal Tercipta Selat Bali

Kisah bermula saat istri Empu Sidhi Mandra melahirkan seorang anak tampan dan gagah bernama Manik Angkeran. Ia tumbuh seperti anak pada umumnya.

Namun, seiring berkembangnya waktu, Manik Angkeran mulai memperlihatkan perlakuan yang buruk. Hal tersebut dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung Manik menjadi orang yang baik.

Setiap hari ia berjudi dengan uang entah dari mana asalnya. Jika tidak berjudi, Manik memilih untuk sabung ayam. Begitulah kegiatannya sehari-hari yang membuat orang tuanya berkali-kali pula mengingatkan.

Bahkan sang ayah sampai mengancam Manik jika meneruskan perilakunya yang seperti itu, lebih baik ia keluar dari rumah. 

Namun, Manik tetaplah Manik, perkataan orang tuanya sekeras apapun akan masuk telinga kiri lalu hilang begitu saja.

Sampai pada akhirnya Empu Sidhi Mandra pasrah. Merasa tidak bisa mendidik Manik, sang ayah menitipkan Manik kepada Brahmana yang bernama Brahmana Dangeang Nirata atau dikenal dengan nama Pedanda Bau Rauh.

Perintah Untuk Bertapa

Pria yang sedang melakukan ibadah

Sang Brahmana tentu ingin menjadikan Manik Angkeran sebagai anak yang baik. Namun, lagi-lagi dari banyaknya cara, Manik tetap tergila-gila akan judi.

Sehingga Brahmana tersebut menyuruh Manik Angkeran untuk bertapa di sebuah Pura Gua Besakih. Harapannya ialah Manik bertobat kepada dewata.

Manik pun mengikuti arahan dari sang Brahmana tersebut. Selama hari pertama hingga kedua Manik Angkeran fokus akan tapa yang ia lakoni.

Di hari ketiga Manik mendapatkan sebuah firasat akan adanya naga, sehingga tibalah Manik meminta ajian agar selalu menang berjudi. Tentu, ajian tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh Naga Besukih.

Tak lupa mengucapkan terimakasih, Manik menantang siapapun untuk berjudi dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkannya. Hingga tidak ada lagi yang mampu menantangnya, ia masih saja merasa kurang puas akan apa yang dimilikinya. 

Awal Mula Petaka

Naga Besakih

Karena keangkuhan dan sifat buruknya itu ia masih saja bertapa dan meminta ajian untuk menguasai tempat perjudian. Tentu saja sang Naga Besukih mengabulkan kembali permintaan Manik.

Saat sang naga kembali ke Pura Gua, Manik melihat ekor naga tersebut berlapiskan emas dan berlian. 

Tanpa berpikir panjang, Manik langsung memotong ekor naga dan bergegas lari. Merasa tidak sanggup mengejar Manik, sang naga akhirnya mematuk pijakan dari Manik. Seketika itulah Manik meninggal. 

Sang ayah lalu mendengar desas desus bahwa anaknya meninggal di tangan Naga Besukih. Tanpa pikir panjang, Empu Sidhi Mandra mengunjungi Pura Gua untuk memohon agar anaknya dapat kembali.

Tentu tidak ada yang tidak mungkin bagi sang Naga Besukih, ia akan menghidupkan kembali Manik dengan syarat ekor sang naga harus kembali seperti sedia kala. 

Dengan ajian dan kemampuan yang dimiliki sang ayah, ekor naga dapat terpasang seperti semula. Manik pun dihidupkan kembali dan langsung meminta maaf serta berjanji akan menjadi anak yang baik.

Namun, sang ayah tampak kecewa sehingga ia menempatkan Manik di tanah antah berantah dimana ada sumber air keluar. Empu Sidhi Mandra membuat sebuah batasan berupa garis yang memisahkan Manik dengannya.

Hal inilah yang membuat terciptanya Selat Bali. Sampai akhir hayatnya mereka berdua terpisahkan oleh genangan air. Kisah Manik Angkeran masih dipercaya oleh masyarakat Bali hingga saat ini.

Alasan Teoritis Jawa-Bali Dipisah

Kisah Manik Angkeran, Asal Muasal Tercipta Selat Bali

Selain karena sejarahnya, Jawa – Bali dipisah lantaran Selat Bali yang memiliki arus yang tidak seperti Selat Madura. Arus bawah lautnya lebih mengerikan dan tentu saja kedalaman yang bisa mencapai 100 m.

Hal tersebut jika memang dibuat jembatan dan menggabungkan antara Jawa – Bali akan memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu memang masyarakat Bali menolak keras dihubungkannya Jawa – Bali lantaran faktor kepadatan penduduk.

Bali saat ini hampir menyerupai Pulau Jawa, apalagi jika dihubungkan dengan sebuah jembatan. Pembangunan sebuah jembatan tentu akan membuat migrasi semakin menjadi-jadi.

Kesimpulan

Kisah Manik Angkeran memang masih menyisakkan tanda tanya besar akan sejarah yang memisahkan antara Jawa dan Bali. Namun, dibalik itu semua banyak nilai positif yang bisa diambil dari kisah ini.

Terlepas benar tidaknya, apapun adat dan sejarah yang melekat memang patut dihormati. 

Nah, cukup menarik bukan pembahasan mengenai legenda terpisahnya Jawa – Bali? Kamu bisa memperoleh berbagai informasi seputar sejarah, astronomi hingga sains yang pastinya sangat disayangkan kalau terlewat. Semuanya bisa kamu dapatkan hanya di Bicara Indonesia.

Sumber :

  • Manik Angkeran, Asal Mula Selat Bali – folktalesnusantara
  • Mengapa pemerintah tidak membangun jembatan Selat Bali? Padahal lalu lintas feri Selat Bali lebih padat daripada Selat Madura. – Quora