Tahukah Kamu Maksud Di Balik Pembangunan Candi yang Ada di Indonesia_

Apa maksud Pembangunan Candi? – Teman Bicara tentu tahu bahwa Indonesia memiliki koleksi candi bersejarah, yang dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu, dan Hindu-Buddha. Tapi tahukah kalian apa tujuan dibangunnya sebuah candi? Sebagai tempat pemujaan atau tempat ibadah? Benar! Namun, maksud di balik pembangunan candi yang ada di Indonesia bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat perabuan, tempat pengajaran agama, dan gapura.

Di Indonesia, kalian bisa menemukan candi di Sumatra Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan tentu saja Bali. Kali ini Bicara tidak akan membahas sejarah dibangunnya candi – candi tersebut, tetapi akan membahas lebih detil fungsi dibangunnya berbagai candi yang ada di Indonesia.

Pembangunan Candi Sebagai Tempat Pemujaan

Pembangunan Candi Sebagai Tempat Pemujaan

Fungsi candi yang paling banyak kita pahami adalah sebagai tempat pemujaan atau sebagai tempat ibadah. Baik agama Buddha maupun Hindu memiliki jenis candi ini. Bagi umat Buddha pada masa itu, membangun candi merupakan sebuah bentuk pengabdian seorang umat. Candi Buddha yang dibangun sebagai tempat pemujaan seperti Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di Indonesia; Candi Muara Takus di Riau, yang juga menjadi pusat pengajaran agama Buddha di Sumatra. Karena dibangun pada masa keemasan Sriwijaya, keberadaan candi ini dianggap sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya kala itu.

Di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Jawa Timur, terdapat sebuah gunung yang bernama Gunung Penanggungan, konon dulu bernama Gunung Parta. Gunung ini dipercaya sebagai gunung yang disucikan pada era Majapahit, karena banyaknya candi yang ditemukan di area pegunungan. Para arkeolog mempercayai terdapat lebih dari 100 situs yang tersebar di Gunung Penanggungan. Karena dibangun pada era Majapahit, maka situs candi yang ada di Gunung ini merupakan perpaduan antara Hindu-Buddha.

Sedangkan candi aliran Hindu di Indonesia, bisa kita jumpai pada Candi Prambanan, Candi di Kawasan Dieng, dan Candi Gedong Songo yang ke tiganya berada di wilayah Jawa Tengah. Ke tiga candi tersebut dibangun sebagai tempat pemujaan kepada Trimurti (Dewa Brahma, Dewa Wishnu, dan Dewa Siwa).

Candi Sebagai Pusat Pengajaran Agama

Candi Muara Takus adalah contoh candi yang dijadikan pula sebagai tempat pengajaran dharma – dharma Buddha. Selain Candi Muara Takus, ada pula Candi Muaro Jambi yang terkenal sebagai tempat pengajaran dharma Buddha. Banyak tokoh agama Buddha kala itu, termasuk guru besar yang berasal dari India datang dan menimba ilmu di candi ini.

Sebagai Tempat Perabuan Para Raja

Candi Borobudur

Jenis candi seperti ini banyak ditemukan di Jawa Timur. Contohnya, Candi Bajang Ratu yang merupakan tempat perabuan Raja Jayanegara dari Kerajaan Majapahit, Candi Singasari yang dibangun sebagai tempat perabuan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari, dan Candi Brahu di Trowulan, yang menurut catatan Mpu Sendok merupakan tempat krematorium para raja pada saat itu.

Candi yang dibangun sebagai tempat perabuan merupakan candi yang dibangun khusus untuk menghormati para raja pada masa itu. Bukan hanya sebagai tempat perabuan para raja saja, beberapa candi juga dibangun sebagai tempat petirtaan atau tempat mandi para raja dan anggota keluarga kerajaan.

Candi Belahan di Pasuruan, Candi Jolotundo di Mojokerto, dan Candi Tikus di Trowulan merupakan contoh candi yang dibangun sebagai tempat petirtaan para raja dan anggota keluarga kerajaan. Meski sebagai tempat petirtaan, bukan berarti candi ini tidak pernah dikunjungi sebagai tempat ibadah.

Masih banyak umat Hindu yang datang ke Candi Jolotundo dan Candi Belahan untuk mensucikan diri. Mereka kerap membawa pulang air dari petirtaan yang dianggap memiliki khasiat dan kesucian.

Pembangunan Candi Sebagai Gapura

Candi Wringin Lawang di Trowulan, Jawa Timur adalah salah satu contoh candi yang berfungsi sebagai gapura atau pintu gerbang depan Kerajaan Majapahit. Lalu, apa ada gapura belakangnya? Tentu ada. Gapura Bajang Ratu adalah gapura belakang Kerajaan Majapahit.

gapura di Bali

Keberadaan dua candi ini semakin memperkuat bahwa keberadaan pusat kota Kerajaan Majapahit memang ada di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Trowulan memiliki sejumlah candi yang tersebar di berbagai titik. Kalau kalian suka sejarah dan candi, bisa mengunjungi daerah Trowulan.

Kesimpulan

Candi dibangun dengan maksud dan tujuannya masing – masing. Bahan baku yang digunakan untuk membangun candi pun berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Batu yang sering dipakai adalah batu andesit.

Khusus candi yang dibangun di era Kerajaan Majapahit, memiliki satu ciri yang sama, yaitu memakai batu berwarna merah. Baik sebagai tempat petirtaan, tempat perabuan, gapura, maupun tempat pemujaan.

Candi Buddha juga memiliki perbedaan dengan bentuk candi Hindu. Candi Buddha memiliki ciri khas berbadan tambun atau gemuk, seperti Candi Borobudur dan Candi Muara Takus. Sedangkan candi Hindu memiliki bentuk yang ramping, seperti Candi Prambanan, Candi Gedong Songo, Candi di Kawasan Dieng, dan lainnya.

Semoga artikel kali ini bisa menambah wawasan Teman Bicara tentang maksud di balik pembangunan candi yang ada di Indonesia.

Sumber :

  • Kepustakaan Candi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia