Mitos gerhana matahari – Hingga kini, masih ada sebagian masyarakat yang percaya terhadap mitos gerhana matahari. Bahkan, masih banyak orang tua yang meminta anaknya untuk lebih berhati-hati di saat kemunculan gerhana matahari.

Seperti diketahui, gerhana matahari terjadi ketika bulan melintas di antara bumi dan matahari dan menghalangi cahayanya. Kejadian ini termasuk dalam fenomena alam.

Munculnya mitos tentang gerhana matahari merupakan ‘buah hasil’ dari masyarakat terdahulu memahami proses alam tersebut dengan pengetahuan terbatas. Hal ini tentu bertentangan dengan penjelasan sains yang lebih berdasar dan kebenarannya lebih terpercaya.

Berikut tujuh mitos gerhana matahari yang perlu diluruskan:

Melihat Gerhana Matahari Menyebabkan Buta

Melihat Gerhana matahari
Melihat Dengan Kacamata hitam

Mitos melihat gerhana matahari dengan mata telanjang dapat menyebabkan kebutaan masih populer hingga saat ini. Memang, melihat gerhana matahari dengan mata telanjang dapat menyebabkan mata menjadi kabur. Sehingga, seseorang sulit melihat objek tertentu dengan detail.

Namun, anggapan melihat gerhana matahari menyebabkan mata buta termasuk anggapan yang tidak benar. Kita sendiri sejatinya tidak bisa melihat gerhana matahari dengan mata telanjang dalam waktu yang lama.

Kita akan langsung menghindar secara refleks karena mata tidak mampu melihat gerhana matahari secara langsung.

Mitos Gerhana Matahari Bikin Makanan Jadi Beracun

Hidangan Makanan

Mitos selanjutnya terdengar sangat tidak masuk akal namun sebagian masyarakat hingga kini masih memercayainya. Ketahuilah, gerhana matahari dapat mengubah makanan jadi beracun merupakan anggapan yang salah kaprah.

Radiasi yang dipancarkan gerhana matahari tidak mampu membuat senyawa makanan atau minuman berubah, apalagi menjadikannya beracun.

Jadi Anda tidak usah khawatir ya dengan mitos satu ini. Boleh-boleh saja Anda menyaksikan fenomena alam ini sembari ngemil makanan ringan. Suasananya biar makin asyik!

Makhluk Jahat Makan Matahari

Mahluk Jahat Saat gerhana Matahari

Konon, peristiwa gerhana matahari terjadi akibat campur tangan makhluk jahat. Ya, makhluk jahat tersebut dikisahkan telah memakan matahari sehingga terjadilah gerhana.

Mitos ini diketahui pertama kali dikembangkan oleh bangsa Viking. Masyarakat disebut-sebut pernah melihat bayangan makhluk berupa serigala yang tengah mengejar matahari. Serigala itu pun memakan matahari sehingga terjadi gerhana.

Mitos ini tidak dapat dipercaya kebenarannya. Sebab, tidak ada sains yang membenarkan adanya campur tangan makhluk jahat terkait kemunculan gerhana matahari.

Berbahaya Bagi Perkembangan Janin

Perkembangan Janin Bayi

Masih banyak kita yang beranggapan gerhana matahari dapat membahayakan perkembangan janin yang dikandung ibu hamil. Dikatakan janin dapat mengalami cacat, buta hingga terancam nyawanya.

Sehingga, orang tua dulu menyuruh anak perempuannya yang sedang hamil untuk tidak keluar rumah, apalagi menyaksikan gerhana matahari.

Anggapan ini tidaklah benar. Gerhana matahari tidak dapat memengaruhi kesehatan janin yang dikandung ibu hamil. Hanya saja, sebagaimana disebutkan di atas, gerhana matahari dapat menyebabkan mata kabur.

Oleh karena itu, tidak diperkenankan bagi siapa saja untuk menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang.

Gerhana Matahari Pertanda Munculnya Bencana

Bencana Alam

Ada rumor yang mengatakan kemunculan gerhana matahari menjadi pertanda buruk bagi umat manusia. Dikatakan fenomena alam ini merupakan pertanda munculnya bencana.

Perlu diketahui, tidak ada kaitannya fenomena gerhana matahari dengan kemunculan bencana. Jika memang terjadi bencana pada saat bersamaan, sebelum atau sesudah gerhana matahari, dapat dipastikan hal itu hanya kebetulan. Jadi, jangan dipercaya lagi ya mitos ini!

Pertanda Kematian Tokoh Masyarakat

Tokoh Masyarakat

Dikatakan ada tokoh masyarakat yang akan meninggal di kala kemunculan gerhana matahari. Mitos ini sudah berkembang sejak berabad-abad lalu. Bahkan, disebutkan kematian King Henry I menjadi bukti kemunculan gerhana matahari menjadi pertanda buruk.

Perlu diingat, fenomena gerhana matahari tidak ada kaitannya dengan kematian seseorang, termasuk tokoh masyarakat. Fenomena ini murni terjadi secara alami dan dapat dijelaskan melalui pendekatan sains, bukan gara-gara hal gaib.

Perubahan Cuaca yang Berbahaya

Selain menjadi pertanda kematian tokoh masyarakat, peristiwa gerhana matahari juga dihubungkan dengan perubahan cuaca yang berbahaya. Mitos ini diketahui berkembang di Amerika, Jepang dan Alaska zaman dahulu.

Masyarakat di sana memercayai akan muncul kabut dan embun yang mengandung zat beracun ketika terjadi gerhana matahari. Kemunculan kabut dan embun inilah dikatakan yang menjadikan perubahan cuaca yang tidak bersahabat.

Faktanya, fenomena gerhana matahari tidaklah membahayakan. Bahkan, kita dibolehkan menyaksikannya secara langsung di luar rumah tanpa perlu khawatir dengan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Memang, setelah gerhana matahari terjadi, langit pada umumnya menjadi lebih gelap, terjadi perubahan mata angin dan suhu udara mengalami penurunan. Namun, tidak ada perubahan cuaca yang membahayakan.

Kesimpulan

Sejumlah mitos gerhana matahari masih dipercayai sebagian masyarakat di dunia, termasuk masyarakat di Indonesia.

Bahkan, ada kekhawatiran-kekhawatiran tertentu di kala terjadinya gerhana matahari. Sehingga, orang tua terdahulu meminta kita untuk tidak mencoba-coba untuk keluar dari rumah, terlebih menyaksikan fenomena alam itu.

Faktanya, sejumlah mitos tentang gerhana matahari sebagaimana disebutkan di atas tidak memiliki kebenaran yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir dengan fenomena alam tersebut.

Simak terus artikel-artikel menarik lainnya di Bicara Indonesia. Beragam informasi menarik dapat Anda temukan di sini!

Sumber

  • Ini 7 Mitos Gerhana Matahari yang Harus Kamu Ketahui Kebenarannya! – IDN Times
  • 7 Legenda dan Mitos Gerhana Matahari dari Seluruh Dunia – Liputan6
  • Simak 5 Fakta dan Mitos Seputar Gerhana Matahari yang Perlu Kamu Tahu – Fimela