Bulan Berwarna Merah, Apakah Gerhana?

Halo semuanya! Kita bertemu lagi di Bicara Indonesia. Nah, kawan-kawan, apakah kalian pernah melihat Gerhana Bulan? Apakah kalian pernah bertanya-tanya jika Bulan berwarna merah, apakah gerhana? Tapi tahukah kalau gerhana Bulan tidak selalu berwarna merah?

Warna yang dihasilkan oleh Gerhana Bulan cenderung merah. Hal itu disebabkan faktor yang ada di atmosfer Bumi.Langsung saja kita simak pembahasannya di bawah, yuk. Jangan lupa subscribe channel Youtube Bicara Indonesia untuk info menarik lainnya, ya!

Terjadinya Gerhana Bulan

Bulan merupakan satelit alami yang dimiliki oleh Bumi. Keberadaannya sangat penting karena gravitasi bulan berfungsi mengatur gerak air yang ada di Bumi. Siklus air laut, pasang dan surut, bergantung dengan keberadan Bulan. Selain itu, Bulan juga difungsikan sebagai penghitung kalender. Bulan juga mengatur alur gerak rotasi Bumi.

Bulan juga memiliki fenomena astronominya sendiri, yakni Gerhana Bulan. Gerhana Bulan memiliki pengertian tertutupnya Bulan oleh bayangan Bumi. Gerhana Bulan tidak terjadi setiap saat, melainkan terdapat periode-periode tertentu. Gerhana Bulan terjadi saat posisi Bulan, Bumi, dan matahari sejajar.

Akibatnya, sinar Matahari yang seharusnya sampai ke Bulan, terhalang oleh Bumi dan menyebabkan Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Gerhana Bulan memiliki berbagai jenisnya sendiri-sendiri. Hal itu dikarenakan terdapat beberapa perbedaan beberapa derajat dari posisi Bumi. Gerhana Bulan ini terdiri dari Gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra.

Ilustrasi terjadinya Gerhana Bulan.

Gerhana Bulan Total adalah gerhana Bulan di mana bayangan Bumi akan menutup penuh Bulan. Saat terjadi Gerhana Bulan, warna Bulan berubah merah dikarenakan adanya pembiasan dari atmosfer Bumi. Jika Bulan berwarna merah total, penampilannya tampak seram sekaligus indah.

Lalu, ada Gerhana Bulan Sebagian, yaitu gerhana yang disebabkan permukaan Bulan di area Penumbra Bumi sehingga bayangan bumi hanya menghalangi sebagian. Kemudian, sebagian sinar Matahari masih sampai ke permukaan Bulan.

Selanjutnya yakni Gerhana Bulan Penumbra. Pada terjadinya gerhana, Bulan berada di posisi terjauh dari Bumi sehingga tampak sangat kecil. Bumi hanya menghalangi sedikit sinar matahari untuk sampai ke Bulan. Warna Bulan Purnama saat gerhana terjadi warnanya redup.

“Blood Moon”

Warna Gerhana Bulan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat polusi dari suatu daerah. Warna merah pekat saat Gerhana Bulan Total tersebut ternyata akibat dari tingkat polusi yang tinggi. Begitu pula dengan debu yang terdapat di atmosfer Bumi juga dapat mempengaruhi perbedaan warna Bulan.

Blood Moon yakni “Bulan Darah” terjadi saat puncak Gerhana Bulan Total yang bisa terjadi beberapa puluh tahun sekali. Warna Blood Moon bisa merah atau cokelayt-merah layaknya darah. Terakhir kali Blood Moon pernah terjadi pada 28 Juli 2018.

Proses terjadinya Blood Moon sama halnya terjadinya Gerhana Bulan Total, saat Bulan tertutup total oleh Bayangan Bumi. Bulan tidak akan berwarna gelap. Saat peristiwa Blood Moon bulan terlihat tampak lebih besar dari biasanya, hal itu dikenal dengan Gerhana Super Moon.

Super Blood Moon terjadi ketika Bulan berjarak paling dekat dengan Bumi. Bahkan ada pula Micro Blood Moon. Kebalikan dari Super Blood Moon, Bulan sedang berada di titik terjauh dari Bumi. Warna merahnya akan cenderung berwarna redup.

Banyak yang masih mempercayai mitos Blood Moon tersebut berbahaya. Warna merah yang dihasilkan adalah hasil Bumi yang memantulkan bayangannya sendiri. Pada tahun 1982, ada pastor yang mempercayai bahwa Gerhana Bulan Super Blood Moon merupakan pertanda datangnya kiamat.

Bulan Berwarna Merah Tidak Melulu Gerhana

Bulan berwarna merah tidak berarti selalu Gerhana Bulan. Ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Bulan berwarna merah. Gerhana Bulan hanya dapat terjadi saat Bulan Purnama. Bulan memiliki beberapa fase, fase Bulan Separuh (Bulan Perbani), fase Bulan Sabit (Bulan arit), dan fase bulan purnama (Bulan penuh).

Gerhana Bulan pun memiliki fase untuk menjadi berwarna merah. Tahapan ini merupakan proses sinar matahari yang menerobos atmosfer bumi. Mulanya akan berwarna kuning, jingga, hingga menuju merah.

Bulan dapat berwarna merah ketika terbit dan terbenam. Saat Bulan berada di garis cakrawala, warnanya dapat berubah. Prosesnya sama dengan langit yang berwarna biru di siang hari. Hal itu disebabkan gelombang warna merah yang memiliki gelombang panjang dibandingkan warna lainnya. Gelombang tersebut mengalami pembiasan karena atmosfer Bumi.

Fakta menarik lagi, gerhana Bulan tidak selalu berwarna merah. Gerhana Bulan dapat memunculkan warna yang berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi oleh tingkat debu dan cuaca yang sedang berlangsung. Sama halnya dengan warna merah yang terjadi saat gerhana Bulan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi warna. Misalnya, saat polusi yang tidak pekat, maka warna gerhana akan cenderung cerah berwarna oranye atau jingga.

Kesimpulan

Apakah Gerhana Bulan berwarna merah? Jawabannya, bisa iya, bisa tidak. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Bulan bisa berwarna merah meski bukan saat Gerhana Bulan tiba. Lalu, Gerhana Bulan bisa saja tidak berwarna merah. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh faktor yang terjadi di atmosfer Bumi. Nah, menarik kan? Jika masih penasaran, ikuti terus pembahasan astronomi di Bicara Indonesia.

Sumber:

  • Mengapa Bulan Bisa Berwarna Merah? – Dongeng Geologi.
  • Saat Bulan Berwarna Merah Darah – Times Indonesia.
  • Bulan Tampak Merah dan Besar, Apakah Gerhana? – Info Astronomy.
  • Apa Itu Blood Moon? – Info Astronomy.
  • Gerhana Bulan : Pengertian, Proses, dan Jenisnya – Ilmu Geografi.
  • Gerhana Bulan Dapat Memiliki Warna yang Berbeda-beda – Kumparan.

(Diakses pada 7 April 2020)