Wabah Flu Spanyol yang merebak di seluruh dunia.

Selain pandemi Covid-19, Indonesia pernah dilanda wabah besar saat masa Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda. Hindia Belanda dikenal sebagai daerah pendudukan Belanda, saat ini bernama Indonesia (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ada setidaknya 5 wabah yang melanda Hindia Belanda pada waktu itu.

Wilayah-wilayah yang terkena wabah tersebut paling banyak terjadi di Jawa. Nah, apa saja 5 wabah yang melanda Hindia Belanda? Yuk, kita bahas bersama di artikel Bicara Indonesia kali ini!

Mengapa Terjadi Wabah?

Wabah memiliki pengertian umum sebagai fenomena terjadinya penyebaran penyakit pada daerah yang luas. Salah satu wabah yang paling terkenal adalah wabah pers yang dikenal dengan Black Death pada abad pertengahan. Wabah tersebut bahkan hingga ke luar Eropa dan menyebabkan kematian yang sangat besar.

Singgih Tri Sulistiyono, profesor dan sejarawan dari Universitas Diponegoro menjelaskan terjadinya wabah di Indonesia karena iklim daerah sebagai negara tropis dan memiliki cuaca lembab dan lingkungan basah. Pada 1815 penduduk Jawa hanya mencapai 4 juta jiwa. Penduduk jawa pada saat itu banyak yang meninggal karena adanya wabah penyakit dari virus, parasit, dan bakteri.

Indonesia pada saat itu tidak memiliki alat-alat kedokteran canggih yang menjadi kendala. Saat itu pula, ilmu kedokteran modern belum benar-benar dipelajari seperti sekarang ini. Indonesia memang terdampak endemi dan pandemi yang bisa menularkan ke orang lain.

5 Wabah yang Melanda Hindia Belanda

Wabah Malaria

Malaria pernah mewabah saat Hindia Belanda. Berdasar buku Jakarta Batavia: Esai Sosio-Kultural menjelaskan malaria mewabah di Batavia sejak tahun 1733. Malaria masih menjadi ancaman masyarakat hingga tahun 1900-an.

Penyebab datangnya penyakit malaria dikarenakan lingkungan yang belum sehat dan bersih. Pada saat itu, masih banyak rawa, tempat berkembangnya nyamuk, dan sanitasi limbah yang tidak sehat. Sanitasi merupakan faktor utama merebaknya penyakit itu. Bahkan saat itu, malaria benar-benar menjadi ancaman bagi masyarakat.

Wabah Kolera

Kolera masuk di Indonesia, di pulau Jawa, pada 1800-an. Masuknya penyakit tersebut dikarenakan adanya kontak dagang India dan Jawa melalui Malaka. India juga saat itu juga sedang mewabah penyakit Kolera. Daerah pertama yang terinfeksi adalah Batavia, Semarang, sampai ke Surabaya. Penyakit kolera dikarenakan minimnya literasi hidup bersih di masyarakat. Seperti buang air di sungai yang berpengaruh pada sanitasi.

Penyakit kolera baru diidentifikasi pada 1883. Penyebabnya adalah Vibrio cholerae. Sekitar 125.000 orang Jawa sepanjang tahun 1821 meninggal dikarenakan penyakit tersebut. Kolera bahkan menjangkiti masyarakat kelas atas seperti pemukiman orang Eropa yang sebetulnya memiliki lingkungan yang jauh lebih bersih.

Penyakit ini menyerang usus dan menyebabkan infeksi. Sehingga, orang tersebut akan terkena diare akut, muntah-muntah, kram kaki. Hingga dehidrasi parah jika kehilangan banyak cairan.

Wabah Cacar

Cacar menjangkit Batavia pada 1644. Berdasar buku Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia, penyakit itu masuk melalui Batavia dan menyebar ke seluruh Jawa. Penyakit cacar sampai menewaskan para buruh perkebunan dan menyebabkan lumpuhnya ekonomi. Pada 1926, vaksin telah disempurkan oleh dr. L. Otten sehingga cacar tidak menjangkiti masyarakat meski sebelumnya masyarakat juga diberikan vaksin.

5 Wabah yang Melanda Hindia Belanda

Flu Spanyol

Wabah Flu Spanyol yang merebak hingga menjadi pandemi di seluruh dunia pada 1918. Wabah tersebut merupakan bawah yang sangat ganas karena membunuh jutaan orang. Sekitar 20 hingga 40 juta orang meninggal karena wabah tersebut. Bahkan, wabah tersebut berhasil masuk ke Hindia Belanda.

Dilansir dari buku Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 Hindia Belanda, Flu Spanyol merebak dan merenggut banyak nyawa dalam waktu yang sangat cepat. Flu Spanyol bahkan tidak hanya terjadi di Batavia, flu tersebut menyebar hingga ke Makassar.

Pada saat itu, pemerintahan Hindia Belanda meremehkan wabah tersebut sehingga kelabakan. Pemerintah juga lambat bertindak. Saat itu para dokter juga menyepelekan dan terimbas dampaknya.

Wabah Pes

Tahun 1911 wabag pes menyerang Jawa. Wabah itu masuk melalui Malang dari proses impor beras dari Cina dan Myanmar. Kegagalan panen saat itu membuat kolonial Hindia Belanda melakukan impor beras untuk menyukupi kebutuhan pangan.

Dalam beras itu, terdapat tikus yang terinfeksi pes dan mati. Saat beras diturunkan, kutu-kutu yang menyebabkan infeksi itu mencari indukan dan mereka menemukannya di tikus-tikus lokal. Bahkan, kutu tersebut juga bersarang di tanah. Persebaran penyakit pes berkembang sangat pesat mengingat Malang memiliki cuaca yang dingin.

Wabah pes menjadi tak terelakkan. Wabah itu sebelumnya dibantah oleh pemerintah Kolonial Belanda. Data menunjukkan, tahun 1911 sampai 1912 tercatat ada dua ribu orang meninggal akibat penyakit pes. Lonjakan terjadi pada tahun 1913 hingga 1914 mencapai 15 ribu orang yang meninggal dunia.  Lonjakan tersebut terjadi karena sikap abai dari pemerintah padahal para dokter sudah memperingatkan perlunya adanya karantina.

Kesimpulan

Itulah 5 wabah yang melanda Hindia Belanda. Ada beberapa kasus penyebaran wabah akibat kelalaian Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang menyebabkan banyaknya kematian. Wabah tersebut muncul dari berbagai jenis sebab, mulai dari virus hingga bakteri parasit yang tinggal di air dan hewan.

Sumber :

  • Selain Covid-19, Ini Sejumlah Wabah yang Pernah Terjadi di Jawa – Ayo Jakarta.
  • Sejarah Mencatat, Indonesia Pernah Diserang Wabah Penyakit Menular Hingga Karantina Wilayah yang Diabaikan – Jatim Times.
  • Hindia Belanda Kalah Melawan Wabah – Republika.
  • Apa bedanya pandemi, epidemi, dan wabah? – The Conversation.

(Diakses 7 Mei 2020)