Betulkah 5G Berhubungan dengan Pandemi Coronavirus - image content

Belakangan sempat beredar berita mengenai hubungan teknologi 5G dengan coronavirus. Publik sempat ramai dengan berita yang faktanya masih simpang siur. Namun betulkah ada hubungannya dengan pandemi corona ini?

Pandemi coronavirus ini begitu memengaruhi hidup manusia di berbagai bidang. Tidak cuma kegiatan kita yang efeknya, bahkan alam pun ikut kena pengaruhnya. Selain itu arus informasi dan berita yang kita konsumsi sehari-hari juga lebih ramai.

Tidak hanya ramai karena update penyebaran virus terkini dan penanganannya, berita juga ramai dengan hoaks yang berseliweran silih berganti. Contohnya saja, teori overpopulasi manusia. Beberapa manusia ada yang dengan mudahnya termakan berita bohong, ada juga yang masih teliti menggali kebenarannya.

Untuk itulah, artikel ini akan membahas salah satu berita yang baru-baru ini beredar mengenai apakah betul teknologi 5G memiliki hubungan dengan corona?

Fakta teknologi 5G

Sebelum terjun lebih dalam ke teori yang beredar, sebenarnya seperti apa teknologi 5G itu? Secanggih apa teknologi terbaru ini hingga bisa dihubung-hubungkan dengan corona?

5G atau Fifth Generation adalah generasi terbaru dari konektivitas internet mobile. Teknologi ini dapat memberikan  akses internet yang bahkan jauh lebih cepat dari jaringan 4G LTE yang saat ini dipakai sebagian orang. Kecepatan download rata-ratanya saja mencapai sekitar 1GBps. Super cepat, kan?

Jaringan 5G ini akan mampu meningkatkan teknologi Internet of Things (IoT) yang perkembangannya juga semakin pesat. Selain itu teknologi ini dapat memberikan struktur yang diperlukan untuk membawa data yang berjumlah besar sehingga memungkinkan segala sesuatunya jadi ‘smart’ dan serba terhubung.

Beberapa teknologi yang perkembangannya akan semakin pesat berkat teknologi 5G di antaranya adalah mobil pintar, smartphone, augmented reality (AR), teknologi kesehatan, serta teknologi di bidang peternakan dan pertanian.

Teori 5G/Coronavirus

Teori ini sebetulnya sudah mulai beredar sejak lama bahkan sebelum corona ditemukan. Ada banyak teori konspirasi yang beredar tentang bahaya gelombang radio 5G ini sejak teknologi tersebut mulai mencuri perhatian publik.

Dasar teori ini sangat sederhana. Sebagian orang berpikir bahwa jika 5G lebih canggih dari 4G dan 3G maka akan semakin berbahaya bagi manusia dan hewan. Oknum tertentu kemudian menghubungkan teori konspirasi ini dengan pandemi corona karena menara-menaranya mulai dibangun di China saat pandemi terjadi.

Berita bohong ini mengatakan bahwa teknologi 5G dapat memperparah penyebaran pandemi yang dapat dikatakan sebagai salah satu pandemi terburuk dalam sejarah ini.

Padahal faktanya, tidak ada bukti konkrit yang menunjukkan bahwa 5G atau gelombang radio jenis lainnya dapat membahayakan manusia. Penggunaan ponsel kita sehari-hari bergantung pada gelombang radio, yang mana gelombang tersebut memiliki spektrum elektromagnetik rendah dan karenanya memproduksi radiasi non-ion.

Artinya, gelombang tersebut tidak dapat merusak DNA dalam jaringan sel dan tidak menyebabkan kanker. Apalagi memperparah corona.

Pengawas radiasi internasional, International Commission on Non‐Ionizing Radiation Protection (ICNIRP) telah menetapkan aturan baru bagi frekuensi 5G dan memastikan bahwa frekuensi tersebut akan disebarkan dengan aman.

Berita ini semakin terbukti kebohongannya karena corona pun menyebar dengan cepat di negara-negara yang belum memiliki koneksi ini seperti Iran.

Teknologi 5G untuk mengatasi imbas corona

Bersamaan dengan ramainya teori konspirasi tersebut, Huawei, sebuah perusahaan telekomunikasi ternama, mengatakan bahwa mereka dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mempercepat pemulihan perekonomian global yang diakibatkan virus corona.

Dalam konferensinya, Huawei mengatakan cara itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan koneksi 5G, cloud, dan artificial intelligence (AI). Dalam hal ini 5G memiliki peran yang signifikan agar mampu mengakomodasi terlaksananya tatanan hidup baru yang disebut sebagai ‘new normal’.

Ke depannya, masyarakat global perlu selalu terkoneksi dalam kegiatan sehari-harinya. Maka penting sekali percepatan dan pengembangan implementasi 5G ini karena ialah kunci kegiatan berbasis daring yang efektif di kondisi ‘new normal’ nantinya.

Kesimpulan

Dalam masa pandemi seperti saat ini, arus informasi dan berita semakin membanjiri masyarakat. Namun tidak semua informasi dan berita adalah benar. Kita sebagai masyarakatlah yang harus cerdas dalam memilah dan memilih informasi dan berita seperti apa yang merupakan fakta dan mana yang hoaks semata, seperti berita-berita tentang corona ini.

Caranya adalah dengan menggali terlebih dulu fakta-fakta dalam informasi yang kita dapat sebelum mempercayai dan membagikannya secara luas. Terutama fakta yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Salah satu langkahnya adalah dengan membaca artikel-artikel bergizi seputar ilmu pengetahuan seperti yang selalu ter-update di Bicara Indonesia. Yuk, perdalam ilmu pengetahuanmu dengan artikel-artikel menarik lainnya di sini!

Sumber :

  • Here’s what we know about the bizarre coronavirus 5G conspiracy theory that is leading people to set cellphone masts on fire – Business Insider
  • Huawei Perangi Covid-19 dengan 5G, Cloud, dan Kecerdasan Buatan – Liputan 6
  • Geger, Ini Kekuatan Teknologi 5G yang Bikin Trump Ketakutan – CNBC Indonesia