mitos luar angkasa yang dipercaya

Percaya jika luar angkasa beraroma seperti steak gosong? Eits, tunggu dulu. Tentang luar angkasa ternyata ada bayak mitos yang beredar luas, lho. Parahnya lagi mitos itu masih dipercaya oleh sebagian orang. Daripada pusing-pusing mempercayai mitos luar angkasa, yuk kita bahas 15 mitos luar angkasa yang ternyata berberda dari fakta yang telah diteliti.

Merkurius Merupakan Planet Terpanas

mitos luar angkasa
Planet Merkurius merupakan planet terdekat dari Matahari/Wikimedia Commons.

Berbicara tentang planet yang paling panas di Tata Surya, ternyata Merkurius bukan merupakan planet terpanas, lho. Planet tersebut memang dekat dengan Matahari. Tetapi bukan berarti dia panas. Suhu rata-rata Planet Merkurius adalah 332 F. Planet Merkurius saat siang hari mencapai 800 derajat Fahrenheit. Sedangkan pada malam hari mencapai 190 Fahrenheit atau setara -180 Celciys.

Atmosfer planet Merkurius adalah paling tipis. Itu dikarenakan massanya yang ringan dan lokasinya yang dekat dengan matahari. Atmosfer tersebut membantu melindungi planet dari panas yang “menguap”. Tanpa atmosfer tersebut, planet Merkurius akan bertambah dingin saat malam hari karena kehilangan suhu panas.

Matahari Berwarna Oranye atau Merah

Ada yang percaya bahwa matahari itu berwarna kemerahan atau oranye? Ternyata warna matahari berwarna putih. Warna putih merupakan warna polikromatik. Sedikit informasi tentang putih polikromartik, hal itu disebut dengan warga yang menyatu dan menjadi putih. Lalu, kenapa warnanya bisa terlihat kemerahan atau oranye? Ternyata warna itu dihasilkan adanya gelombang cahaya dari bagian kuning-merah. Ditambah adanya atmosfer bumi yang menyebabkan penguraian cahaya yang berbeda.

Bumi dan Venus Planet Kembar

mitos luar angkasa
Planet Venus dan Bumi memiliki ukuran yang hampir sama besar/Wikimedia Commons.

Banyak yang mengatakan jika planet Venus adalah kembaran Bumi. Tetapi kita hanya mengetahuinya berdasarkan ukuran saja. Pasalnya kita belum mengetahui lebih jauh tentang planet Venus. Planet Venus memiliki atmosfer yang sangat tebal dan dijuluki planet super panas. Permukaan planet venus juga mematikan. Berbeda dengan Bumi yang merupakan planet layak huni.

Aroma Luar Angkasa Seperti Steak Gosong

mitos luar angkasa
Aroma Luar Angkasa seperti steak gosong/Wikimedia Commons.

Anggapan ini muncul dari pengalaman para astronaut yang sedang ke luar angkasa. Mereka mengatakan aroma yang tercium dari pakian mereka seperti daging panggang dengan bubuk mesiu, seperti steak gosong. Ternyata, aroma tersebut bukan seperti daging panggang. Aroma luar angkasa lebih melekat pada pakaian berbahan kain dibandingkan bahan lainnya seperti kaca atau karet. Bau itu bukan bau steak gosong, melainkan bau logam panas dan asap las yang berasal dari energi ion yang tinggi.

Tanpa Mengenakan Pakaian Astronaut Tubuh Akan Terhisap Keluar

Ketika berada di luar angkasa tanpa perlengkapan yang lengkap. Tubuh akan terpapar matahari dan terbakar hingga kering. Ternyata faktanya tidak begitu, malah lebih parah. Suhu luar angkasa di daerah bayangan matahari sekitar -250 derajat celsius. Sedangkan dalam area matahari suhu sangat panas. Paru-paru manusia akan langsung memipih, darah mendidih, kemudian ada gelembung-gelembung kecil di sekujur tubuh karena tidak ada tekanan udara. Tubuh bereaksi membeku, mendidih, dan terbakar dalam sekali waktu. Proses itu sangat cepat.

Matahari Merupakan Bola Api

Matahari adalah Bintang
Matahari adalah bintang, bukan bola api/Wikimedia Commons.

Matahari itu bola api? Tunggu dulu. Matahari bukan terbuat bola api. Matahari adalah bintang yang bersinar dan sangat panas. Panasnya terbuat dari gas, dan dihasilkan dari reaksi fusi nuklir. Bukan merupakan bola api besar yang bercahaya di malam hari saja.

NASA Mengembangkan Pesawat Canggih Berkecepatan Cahaya

Salah besar. Saat ini manusia belum mampu untuk menciptakan pesawat untuk melakukan perjalanan interstellar. Untuk membuat pesawat tersebut perlu energi yang luar biasa besar untuk dapat memiliki kecepatan cahaya. Hal itu berdasar dari teori relativitas. Selain itu, mengembangkan pesawat seperti itu manusia sudah melampaui peradaban I dan sedang berada di peradaban II.

Ketika Di Luar Angkasa Tubuh Bertambah Tinggi

Kita sering mendengar bahwa tubuh akan bertambah tinggi ketika berpergian di luar angkasa. Kemudian saat kembali ke Bumi, tubuh tersebut akan tetap seperti itu dan tidak kembali ke kondisi semula. Ternyata, itu hanyalah rumor. Saat berada di luar angkasa, tulang kita akan merenggang maksimum. Hal ini yang membuat tumbuh meninggi, tetapi itu tidak permanen. Untuk sebagian astronaut itu cukup menyakitkan. Saat kembali ke Bumi, tinggi mereka akan kembali seperti semula karena adanya gravitasi.

Bakteri di Luar Angkasa Menjadi Mutan

Itu hanya sebuah rumor. Banyak yang mempercayai bakteri akan berkembang 10 kali lebih besar dan menjadi Salmonella mutan. Tetapi menurut peneliti, sampel perkembangan mikroba dan virus di pesawat luar biasa hanya bermutasi dengan berbeda di dalam kondisi radiasi tinggi. Mikroba tersebut tidak menginfekis dan hingga membuat kasus kematian para astronot.

Planet Berpusat Pada Matahari

Planet-planet di Tata Surya bergantung dan berotasi di Matahari. Sehingga, Matahari dapat mendorong planet-planet menjauhi Bumi. Tetapi hal berbeda terjadi dengan Jupiter. Jupiter memiliki massa yang sangat besar. Karena massa dan gravitasinya besar ia hanya berputar di titik imajiner di atas matahari. Ia bisa membuat matahari goyah karena gravitasinya. Jupiter mengorbit di tempat yang dinamai barycenter.

Bulan Memiliki Sisi yang Gelap

Dengan sisi gelap Bulan, kita biasanya menuju sisi yang gelap oleh Matahari, tapi itu akan menjadi cara yang lebih tepat untuk berbicara tentang sisi yang tidak terlihat oleh manusia. Bulan dan Bumi berputar secara bersamaan, yang berarti kita hanya melihat satu sisi satelit. karena itu sisi gelap Bulan tidak dapat dilihat tanpa meninggalkan orbit Bumi.

Hal itu disebabkan karena Bulan dan Bumi berputar di sekitar sumbu, sinar matahari yang mencapai semua bagian, sehingga Bulan tidak benar-benar memiliki sisi gelap.

Mars Itu Planet Merah

Mars merupakan planet merah? Ya, itu adalah sebutan kita terhadap planet Mars. Planet Mars sebagian permukaannya ditutupi lapisan besi besi oksida. Debu itu setebal satu milimeter. Debu itu mengandung muatan listrik statis. Karena adanya debu yang bereaksi dengan angin membuatnya merah. Tetapi tidak semua permukaan Mars berwarna merah. Bahkan planet Mars memiliki kemampuan berubah warna seperti Bunglon.

Bintik Jupiter Berwarna Merah

Bintik Merah Raksasa atau Great Red Spot merupakan badai mencolok di permukaan planet Jupiter dengan lebar 12 ribu km. Badai itu tiga kali lebih besar dari Bumi. Kecepatan angin badai itu sebesar 425 mph. Saat dipotret pada 1880-an, warna badai itu seperti “bata merah”. Tetapi warnanya berubah-ubah menjadi merah muda, ungu, bahkan sekarang warnanya oranye.

Pluto Adalah Planet Gelap

15 Mitos Luar Angkasa yang Berbeda dari Fakta
Potret Planet Pluto/Wikimedia Commons.

Selain sempat dibuang Tata Surya, planet Pluto bahkan memiliki julukan “planet kegelapan”. Planet yang jauh dari Matahari itu sering dianggap sangat gelap. Padahal sinar Matahari bisa sampai ke lingkungan planet Pluto. Secara matematis Matahari mampu lebih terang 400 ribu kali dibanding Bulan. Sehingga Planet Pluto sendiri lebih terang 250 kali daripada Bulan purnama.

Tidak ada gravitasi di ruang angkasa

Jika kita memperhatikan di film-film, para astronot dapat melayang-layang di dalam pesawat dan terbang tinggi ke langit-langit. Nyatanya, di luar angkasa memiliki gravitasi sehingga memiliki daya tarik antara benda yang memiliki massa. Gravitasi di luar angkasa juga dipengaruhi oleh gravitasi di Bumi. Sehingga itulah mengapa ISS berada tepat di atas pusat gravitasi Bumi.

Kesimpulan

Itulah 15 mitos luar angkasa yang masih sering dipercaya. 15 Mitos luar angkasa tersebut berbeda dengan fakta yang telah dibuktikan. Misalnya, pembuktian bahwa planet Mars ternyata bukan planet berbatu merah, melainkan itu merupakan hasil dari angin dan debu di permukaan Mars. Untuk itu, tetaplah memeriksa fakta yang ada sebelum menelannya mentah-mentah, ya.

Sumber :

  • 7 Mitos Luar Angkasa yang Harus Anda Hilangkan dari Ingatan – Liputan 6.
  • Mitos Ketika Berada di Luar Angkasa (Bagian 1 & 2) – Kumparan.
  • 9 Mitos Tentang Planet yang Kita Yakini Sebagai Kebenaran – IDN Times.
  • Five myths about space – The Washington Post.

(Diakses 7 Juni 2020)