Kapan Zaman Es Selanjutnya Akan Terjadi

Zaman es selanjutnya – Selama jutaan tahun lamanya, bumi melewati banyak fase zaman es yang kemudian diikuti dengan periode yang lebih panas, tergantung pada rotasi planet di sekitar matahari. Saat ini, bumi sedang dalam periode yang lebih hangat.

Meskipun begitu, ada ilmuwan yang mengatakan bahwa bumi harus bersiap untuk mengalami zaman es sekali lagi. Betulkah demikian? Bisakah ada zaman es seperti dulu di zaman modern ini? Yuk, simak pembahasannya berikut ini.

The Last Glacial Maxima, zaman es terakhir

20.000 tahun yang lalu, bumi mengalami zaman es di mana lapisan es setebal ribuan meter menutupi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Umumnya periode ini kita kenal dengan sebutan ice age.

Tapi para ahli geologi menyebutnya dengan istilah The Last Glacial Maximum, karena periode tersebut adalah terakhir kalinya es di bumi mencapai keadaan seekstrim itu. Istilah ice age sendiri sebenarnya tidak memiliki satu definisi yang pasti dari para ilmuwan.

Selama beberapa juta tahun terakhir bumi telah mengalami sekitar 10 kali glacial maxima yang berbeda. Dalam sejarah planet ini, iklim berubah dengan sangat hebat.

Ambil contoh, 94 juta tahun lalu bumi pernah dalam keadaan tidak memiliki es kutub. Tanpa es ini permukaan laut dulu 70 meter lebih tinggi dari sekarang, akibatnya tempat yang mungkin berupa daratan sekarang, dulunya ada di bawah permukaan laut.

Lalu contoh sebaliknya, sekitar 700 juta tahun lalu bumi hampir seluruhnya diselimuti es. Periode tersebut disebut dengan Snowball Earth.

Bumi dalam periode Huronian Glaciation
Bumi dalam periode Huronian Glaciation, salah satu zaman es terpanjang dalam sejarah yang berlangsung selama 300 juta tahun. (Wikipedia)

Lalu apa yang menyebabkan iklim di planet ini berubah sedemikian ekstrim?

Perbedaan iklim bumi secara ekstrim

Salah satu faktor penyebab yang utama adalah CO2 atau karbon dioksida yang ada di atmosfer, yang kita tahu merupakan gas rumah kaca yang mengurung panas.

Lazimnya hal ini terjadi karena proses alami seperti aktivitas gunung berapi, batuan yang terproses oleh cuaca, dan terkuburnya materi organik di lapisan bumi terluar.

Namun sudah jutaan tahun terakhir ini kadar CO2 di atmosfer relatif lebih rendah. Fase glacial maxima tidak lagi disebabkan oleh faktor gas rumah kaca yang terjadi secara alami, melainkan oleh siklus pergerakan bumi di sekitar matahari.

Kita tahu bahwa ketika bumi berotasi, ia berputar dalam axis-nya dan kemiringannya berubah. Ini mempengaruhi jumlah sinar matahari yang menyinari permukaan bumi.

Putaran ini, jika dikombinasikan dengan orbit bumi yang berbentuk elips akan membuat suhu pada musim panas jadi bervariasi. Ini tergantung pada apakah titik balik musim panas terjadi ketika bumi sedang mendekat ke matahari atau sedang menjauh.

Kurang lebih setiap 100.000 tahun sekali, faktor-faktor ini terjadi bersamaan, sehingga menyebabkan kondisi bumi luar biasa lebih dingin dan bisa berlangsung ribuan tahun lamanya.

Es terakumulasi setiap tahunnya karena suhu musim panas tidak cukup panas untuk membuat es mencair.

Semakin tebal es di bumi, semakin tidak mampu planet ini menyerap sinar matahari sehingga sinar matahari yang masuk terpantul kembali ke luar angkasa dan CO2 terkurung di lautan.

Namun kondisi tersebut terbalik…

Sekitar 20.000 tahun yang lalu, tren ini terbalik ketika orbit bumi bergeser, meningkatkan sinar matahari musim panas sehingga lapisan es raksasa bisa mencair. Akibatnya permukaan air meningkat hingga 130 meter dan CO2 dilepaskan dari laut kembali ke atmosfer.

Para ahli geologi menganalisa serbuk sari dan fosil hewan laut. Mereka menemukan bahwa suhu bumi meningkat sekitar 6.000 tahun lalu sebelum orbit bumi bergeser dan menyebabkan periode yang lebih dingin.

Siklus alamiah yang berulang

Lalu setelah itu apa yang terjadi?

Berdasarkan siklus alamiah yang berulang dalam sejarah iklim bumi, normalnya bumi akan terus mengalami tren pendinginan yang terjadi secara perlahan selama beberapa ribu tahun yang akan datang.

Akan tetapi, tren pendinginan ini telah terbalik sekitar 150 tahun lalu. Kenapa? Salah satu sebabnya adalah karena faktor manusia itu sendiri.

Pada abad ke-19, revolusi industri dimulai. Aktivitas manusia meningkatkan level CO2 di atmosfer karena penggunaan bahan bakar fosil terus meningkat.

Para peneliti mengetahui hal ini dari pengamatan mereka terhadap gelembung air yang ada pada es di Antartika. Faktor tingginya CO2 ini ditambah dengan peningkatan suhu secara global hingga hampir 1 derajat Celsius.

Foto permukaan bersalju di Dome C Station, Antartika. Foto ini mewakili sebagian besar permukaan benua.
Foto permukaan bersalju di Dome C Station, Antartika. Foto ini mewakili sebagian besar permukaan benua. (Wikipedia)

Kapankah zaman es selanjutnya terjadi?

Stasiun monitor atmosfer dan inti es menunjukkan bahwa jumlah CO2 terus meningkat dengan cepat melampaui titik tertingginya pada 800.000 tahun lalu.

Sebuah perhitungan komputer bahkan meramalkan bahwa suhu global akan meningkat hingga 1-4 derajat Celsius pada tahun 2100 nanti. Tapi tergantung pada seberapa banyak bahan bakar fosil yang kita pakai, semakin banyak berarti semakin cepat pula pertambahan suhunya.

Bagi manusia mungkin suhu sebesar itu hanya menyebabkan rasa gerah saja, ya. Tapi apa kabar es di Greenland dan Antartika?

Perubahan iklim di masa lalu memperlihatkan bahwa bahkan sedikit pergeseran suhu pun bisa memicu proses mencairnya es yang berlanjut hingga ribuan tahun.

Di akhir abad ini es yang mencair diperkirakan akan meningkatkan permukaan air hingga 30-100 sentimeter.

Artinya daerah-daerah pesisir sangat dekat menuju titel kota yang akan tenggelam. Jika pemanasan hingga 4 derajat Celsius ini terus berlanjut hingga beberapa ribu tahun, permukaan air laut nantinya bisa mencapai 10 meter!

Kesimpulan

Zaman es sebenarnya telah terjadi berkali-kali dalam sejarah planet ini. Artinya pendinginan suhu bumi hingga lapisan es jadi sangat tebal itu terjadi karena proses ini merupakan sebuah siklus yang berulang dalam jangka waktu tertentu.

Akan tetapi pergerakan bumi yang mengelilingi matahari juga ikut berubah seiring waktu.

Ini kemudian mempengaruhi tren penurunan suhu secara global yang rutin terjadi di masa lalu. Belum lagi ditambah faktor aktivitas manusia yang membuat zaman es selanjutnya tertunda.

Dengan meneliti iklim di masa lalu, para ilmuwan dapat mempelajari lebih banyak lagi tentang faktor apa yang mempengaruhi perubahan es yang membentuk bumi selama jutaan tahun.

Nantinya mungkin dapat diketahui pula secara pasti kapan zaman es selanjutnya akan terjadi. Untuk sekarang bumi tampaknya masih akan terus dalam fasenya yang lebih hangat.

Apakah ini artinya kita bersyukur karena pemanasan global seperti mencegah zaman es terjadi? Tentu tidak begitu. Karena bumi harus selalu dalam keadaan yang seimbang dan tugas kitalah sebagai penghuni untuk menjaganya.

Mau tahu lebih banyak soal bumi dan fakta-fakta lain yang tidak kalah menarik? Yuk, baca juga artikel lainnya hanya di Bicara Indonesia!

Sumber:

  • Zaman es – Wikipedia
  • Ice age shock: ‘Timing is right for the next ice age to come around soon’ – Express UK
  • When will the next ice age happen? – Lorraine Lisiecki – Ted Ed