Ilmuwan Perempuan yang Mengubah Dunia

Setiap manusia dilahirkan memiliki bakat dan kemampuan, baik itu laki-laki dan perempuan. Termasuk 10 ilmuwan perempuan yang mengubah dunia ini. Mereka membuktikan diri bahwa mereka ahli di bidang sains di mana ilmuwan laki-laki jauh lebih mendominasi.

Mereka pun melawan diskriminasi yang acap kali menimpa mereka sehingga kerap kali prestasi mereka tidak diakui. Salah satunya saat bekerja. Studi membuktikan bahwa profesor dari 6 institusi riset mayor signifikan lebih memilih merekrut pria daripada perempuan. Perempuan dipekerjaan dan didiskriminasi mendapat bayaran lebih kecil, rata-rata bayarannya lebih kecil sekitar $4000 atau setara 54 juta rupiah dibanding pria.

Kemampuan para ilmuwan perempuan ini mendobrak stigma bahwa sains milik laki-laki dan menciptakan berbagai penemuan yang bermanfaat bagi kehidupan. 10 ilmuwan perempuan yang mengubah dunia ini membuktikan diri bahwa ilmu pengetahuan dan kemampuan tidak dibedakan berdasarkan gender.

Ada Lovelace

Ada Lovelace

Ada Lovelace lahir di London, 10 Desember 1815 dari seorang ayah penyair terkemuka di Inggris, Lord George Gordon Byron. Ia memiliki kemampuan di bidang matemaika dan sains yang didukung oleh ibunya yang juga seorang ilmuwan. Saat kuliah, Lovelace bekerjasama dengan Charles Babbage.

Charles Babbage merupakan nama yang sudah sering muncul di buku Teknologi Infomasi untuk mata pelajaran SMP. Saat itu, Charles Babbage tidak sendirian, melainkan bersama Lovelace mereka mengenmbangkan mesin analitis. Charles Babbage juga menjadi mentornya saat Ada berusia 17 tahun.

Ada belajar dari berbagai akademisi terkemuka, seperti William Frend, seorang reformis sosial; William King, seorang dokter keluarga; dan Mary Somerville, seorang astronom dan ahli matematika asal Skotlandia.

Proyek komputer berasama Charles Babbage disebut komputer pertama dan membuat ilmuwan perempuan tersebut sebagai programmer komputer paling awal di dunia. Rekam jejaknya dalam bidang ilmu komputer belum diketahui sampai catatannya ditemukan pada tahun 1950-an. Ia menciptakan program perhitungan rumit pada saat itu dengan alogaritma.

Ada Lovelace meninggal saat usianya menginjak 37 tahun karena penyakit kanker rahim. Tahun 1953, catatannya diperkenalkan kembali ke Dunia dengan judul Faster Than Thought: A Symposium in Digital Computing Machines. Ada menerima banyak penghargaan atas karyanya. Pada 1980, namanya dikenang sebagai bahasa komputer ADA oleh Kementrian Pertahanan Amerika Serikat.

Dr. Grace Murray Hopper

Dr. Grace Murray Hopper

Dr. Grace Murray Hopper adalah seorang ilmuwan komputer dan laksamana muda di Angkatan Laut AS. Ia menemukan COBOl, yaitu program perangkat lunak komputer ramah pengguna pertama di dunia. Ia juga menemukan istilah “bug”, yakni malfungsi pada sistem komputer.

Murray Hopper juga mengajar matematika di Vassar. Kemudian ia bergabung di Naval Reserve pada 1943. Ia ditugaskan di Biro Proyek Komputasi Ordonansi di Universitas Harvard pada 1944. Di Harvard dia menjadi peneliti sipil sekaligus masih bekerja sebagai laksamana.

Hedy Lamarr

Hedy Lamarr

Hedy Lamarr adalah seorang seniman dan aktris terkemuka di Hollywood. Ia sering dilecehkan sebab kecantikannya. Lamarr dikenal dari perannya di film blockbuster sebagai Delilah. Meski ia terkenal sebagai aktris, kiprahnya di sains juga tidak main-main seperti ia berkarya sebagai seniman.

Ketertarikannya tersebut membuat Lamarr menemuikan sistem kendali jarak jauh. Penemuannya bentuk awal dari “spread spectrum”, yakni sinyal yang ditransmisikan pada bandwith yang lebih meluas. Spektrum sebaran radio tersebut ditemukan bersama Geotge Antheil.

Sistem tersebut dirancang sebagai torpedo melalui sinyal radio tanpa hambatan atau frekuensi hopping.  Penemuan tersebut disebut sebagai prekursor teknologi nirkabel. Ia membuat terobosan dalam teknologi militer. Dan penemuannya itu digunakan sebagai sistem bluetooth dan wifi, serta dasar-dasar dari pengendalian jarak jauh. .

Secara terang-terangan Lamarr mengatakan bahwa wajahnya adalah “buah kemalangan” dan “topeng yang tidak bisa dilepas”. Sosok keaktrisannya jauh lebih melekat dibandingkan sosoknya sebagai ilmuwan perempuan dalam sains. Kisah hidupnya sebagai seniman sekaligus ilmuwan dirangkum dalam film dokumenter Bombshell: The Hedy Lamarr Story.

Jocelyn Bell Burnell

Jocelyn Bell Burnell

Jocelyn Bell Burnell Bell Burnell lahir pada pada 15 Juli 1943, di Belfast, Irlandia Utara. Ia adalah seorang astronom dan ahli astrofisika. Ia juga membantu mengembangkan teleskop dan menemukan pulsar yang merupakan bukti pertama keberadaan bintang Neutron.

Kedua orangtuanya sangat mendukung keinginan Bell Burnell di sains dan mendukung pendidikannya. Temuannya tersebut menimbulkan berbagai perharian, apalagi penemuan tersebut di bidang Astronomi. Pada tahun 1968, ia mendapatkan gelar Ph.D di bidang astronomi Universitas Cambridge.

Pada 1974, terdapat kontoversi Nobel untuk Fisika. Banyak orang yang akhirnya memprotes bahwa Bell Burnell dicopot secara tidak adil. Bell Burnell mengatakan bahwa tidak ada gagasan dicopot secara tidak adil karena mengingat statusnya hanya seorang mahasiswa pascasarjana pada saat itu. Tetapi, ia juga mengakui adanya faktor diskriminasi gender terahdap ilmuwan perempuan itu.

Alice Ball

Alice Ball

Pada usia 23 tahun, Alice Ball mengembangkan pengibatan inovatif untuk penyakit kusta. Minatnya pada Kimia diawali oleh pengamatan proses daguerrotype kompleks. Alice Ball adalah perempuan pertama yang mendapat gelar master dari University of Hawaii di bidang Kiimia. Bell lahir pada 24 Juli 1892 di Seattle, Washington.

Ball berinovasi tentang pengembangan chaulmoogra. Dalam waktu kurang dari satu tahun, oa telah menemukan cara membuat larutan larut dalam air dari senyawa aktif minyak yang dapat disuntikkan secara aman dan efek samping yang sangat minimal.

Sayangnya, penemuan itu tidak sempat dipublikasikan karena Ball menderita keracunan klorin. Penemuannya dilanjutkan oleh Arthur L. Dean dan nama Ball benar-benar hilang. Dalam 20 tahun terakhir, Alice Ball menerima pengakuan dan plakat pengabdian tentang penemuan chaulmoogranya. Saat ini ia dikenal sebagai ilmuwan perempuan dalam bidang chaulmoogra.

Dorothy Hodgkin

Dorothy Hodgkin

Dorothy Crowfoot Hodgkin adalah ahli kimia Inggris yang berhasil memecahkan struktur atom molekul dalam penisilin dan insulin menggunakan kristalografi. Pada 1964 ia mendapatkan hadiah Nobel Kimia atas penemuannya tersebut.

Dorothy Hodgkin lahir pada 12 Mei 1910 di Kairo, Mesir. Dari tahun 1975 sampai 1988, ilmuwan perempuan tersebut menjadi presiden Pugwash Conferences on Science and World Affairs, organisasi yang menyatukan para ilmuwan dari seluruh dunia untuk membahas kemajuan menuju keamanan dan pembangunan internasional.

Marie Curie

Marie Curie

Marie Curie sudah menunjukkan minat di bidang matemarika dan fisika. Pada masa itu, Marie Curie kesulitan untuk mengikuti sekolah sains. Alhasil ia mengikuti berbagai kursus informal yang diadakan secara sembunyi-sembunyi untuk perempuan yang ingin belajar.

Sembari belajar, ia juga bekerja. Akhirnya, ia mendapatkan kesempatan belajar di Universitas Sorbonne, Prancis. Pada 1893 ia mendapat dua gelar, yaitu gerlar master di jurusan fisika dan gelar lainnya di bidang matematika.

Marie menemukan pengembangan zat uranium, dan membuat penemuan revolusioner dengan sebutan radioaktif. Ia menemukan dua elem radioaktif yang disebut polonium dan radium. Penemuannya mengantarkannya menjadi perempuan pertama pemenang Nobel pada 1903 bersama suaminya, Pierre Curie.

Marie Currie meninggal dunia karena terpapar zat radioaktif akibat kebiasannya membawa tube radium. Ia meninggal karena aplastic anemia. Namanya hingga saat ini dikenang dalam sejarah sebagai ilmuwan perempuan paling berpengaruh.

Elizabeth Anderson

Elizabeth Anderson terinspirasi menjadi dokter setelah ia bertemu dengan Elizabeth Garett, ahli fisika, dan Emily Davis, pejuang hak wanita. Sebetulnya, ia diharapkan menjadi perempuan pada abad 19 seperti lainnya, yakni menikah setelah lulus kuliah.

Elizabeth sempat ditolak di berbagai sekolah medis. Selama ia menjadi murid sekolah perawat di Rumah Sakit Middlesex, ia juga kuliah medis. Meski berhasil mendapatkan ijazah medis dan kemampuan berbahasanya Prancisnya yang mahir, ia tetap ditolak masuk British Medical Register. Tak menyerah, ia mendirikan New Hospital for Women di St Mary’s Dispensary yang sekarang menjadi London School of Medicine for Women.

Pada 1865, ia menjadi ilmuwan perempuan mendapatkan kualifikasi Society of Apothecaries dan mengubah aturan perempuan dilarang mengikuti komunitas tersebut. Ia berhasil mendobrak diskriminasi hingga larangan sekolah medis untuk perempuan dicabut pada 1876.

Chien-Shiung Wu

Chien-Shiung Wu

Chien-Shiung Wu merupakan penemu bom atom pertama. Ia lahir pada 1912 di tiongkok. Ia lulus dari National Central University di Nanking pada 1936. Setelahnya ia pergi ke Amerika Serikat dan mendapat gelah Ph.D pada 1940.

Kemudian ia mengajar di Smith College dan Universitas Princeton hingga 1944 ia beralih bekerja di Division of War Research, Universitas Colombia, dalam bidang deteksi radiasi. Pada Perang Dunia II ia direkrut bergabung dalam Manhattan Project. Proyek tersebut adalah proyek rahasia militer dalam mengembangkan bom atom.

Wu berhasil mengembangkan bahan bakar peledak dengan menggunakan biji besi uranium. Selpas perang ia bekerja sebagai asisten riset. Meski tidak mendapat Piala Nobel, ia menjadi ilmuwan perempuan pertama yang masuk ke American Physical Society dan mendapat Medal of Sciense.

Gertrude B. Elion

Gertrude B. Elion

Gertrude B. Ellion terlahir dari orangtua imigran dari Lithuania. Sejak mengenyam bangku sekolah, ia dikenal sebagai murid yang kritis dan cerdas. Ia mengenyam pendidikan tinggi, masuk ke Hunter College mengambil jurusan kimia saat usianya masih 15 tahun.

Pada usia 19 tahun, ia lulus sebagai sarjana kimia. Meski cerdas, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Banyak laboratorium yang menolak memperkerjakan ahli kimia perempuan. Akhirnya ia bekerja sebagai asisten laboratorium sembari bersekolah di Universitas New York dan mendapat gelar masternya.

Saat Perang Dunia II dimulai, ia direkrut oleh Burroughs-Wellcone yang saat ini berganti nama menjadi GlaxoSmithKline. Di sana ia bekerja mengembangkan obat dengan mempelajari komposisi kimia sel yang terkena penyakit bersama rekannya, Hitchings.

Gertrude dan tim berhasil membuat penemuan revolusioner, yakni obat-obatan yang mampu melawan penyakit leukumia (kanker sel darah putih), herpesm dan AIDS. Ia adalah penemu azidothyme, obat pertama untuk merawat penderita AIDS. Grate yang seorang ilmuwan perempuan di bidang kimia medis menerima 23 gelar kehormatan dan mematenkan 45 obat-obatan.

Kesimpulan

Itulah 10 ilmuwan perempuan yang mengubah dunia. Penemuan-penemuan besar mereka sangatlah beragam di dunia sains, baik astronomi, kedokteran, komputer, kimia, hingga fisika. Para ilmuwan perempuan tersebut berhasil mendobrak stigma dan memperjuangkan pengetahuan untuk setara bagi para perempuan.

Sumber :

  • 15 Ilmuwan Perempuan yang Penemuannya Mengubah Dunia – National Geographic.
  • 5 Ilmuwan Wanita yang Mengubah Sejarah – Liputan 6.
  • Jocelyn Bell Burnell Biography – Biography.
  • Grace Hopper – Encyclopedia Britannica.

(Diakses 2 Mei 2020)